ASIANUSA singkatan dari ASOSIASI INDUSTRI AUTOMOTIF NUSANTARA dimana anggotanya terdiri dari produsen 'Micro Car' dan Mesin Penggerak di seluruh Indonesia.



Mungkinkah Mobnas Microcar Asia Nusa bisa hidup di negaranya sendiri ?

Diawali dari keprihatinan akan dominasi kendaraan produk luar negeri, walaupun sebagian diproduksi di Indonesia. Disisi lain sebenarnya SDM Indonesia memiliki kemampuan untuk memproduksi kendaraan sendiri bagi masyarakat Indonesia. Atas dasar tersebut maka sebagai anak bangsa Indonesia, beberapa pihak tergerak untuk bersama mewujudkan harapan tersebut melalui terbentuknya sebuah asosiasi yaitu ASIA NUSA (Asosiasi Industri Automotive Nusantara) yang telah dideklarasikan pada 23 Pebruari 2010 di Kantor Kementerian Perindustrian – Jakarta. ASIA NUSA singkatan dari ASOSIASI INDUSTRI AUTOMOTIF NUSANTARA dimana anggotanya terdiri dari produsen 'Micro Car' dan Mesin Penggerak di seluruh Indonesia.

Deklarasi Asia Nusa
Berdirinya Asia Nusa pada tanggal 23-Februari-2010 di Gedung Departemen Perindustrian, diawali dengan semangat dan optimisme bahwa dengan bergabungnya produsen 'Micro Car' dan Mesin Penggerak di seluruh Indonesia, kami semua yakin bahwa impian untuk memajukan otomotif nasional bisa terwujud. Kenapa  'microcar' ? .. karena kami semua menyadari bahwa segmen pasar untuk 'microcar' sat itu belum tersentuh oleh industri-industri otomotif besar yang sudah menguasai pasar di Indonesia. 

Kami menyadari bahwa kami tidak akan mampu untuk bersaing dengan mereka, sehingga kami mencari celah pasar yang kosong yang belum dimasuki oleh mereka, yaitu untuk segmentasi menengah kebawah, yaitu pengguna motor yang ingin mempunyai mobil. Selain itu menurut pemikiran kami, 'microcar' dapat menjawab penyelesaian permasalahan krisis enerji dimasa yang akan datang. Bahkan anggota Asia Nusa yaitu AG-Tawon dan GEA sudah siap dengan teknologi penggunan BBG (Bahan Bakar Gas), karena penggunaan BBG sangat mendukung program Eco Green, Eco Friendly dan juga membantu pemerintah agar tidak terlalu pusing berhitung dengan subsidi bahan bakar yang selalu diributkan apabila harga minyak dunia naik.

Dalam perjalanan nya, pada tahun 2010 Asia Nusa sudah melakukan sosialisasi ke daerah-daerah  yang di motori oleh Departemen Perindustrian dalam bentuk 'workshop' pengembangan microcar. 

Sampai disini kami merasa bahwa Asia Nusa mendapatkan dukungan dari pemerintah untuk mengembangkan industrinya, walaupun masih terbatas dalam sosialisasi melalui workshop yang diadakan oleh Departemen Perindustrian selama tahun 2010, beberapa anggota Asia Nusa bahkan dijadikan nara sumber di dalam workshop tersebut, sehingga dalam workshop tersebut nara sumber Asia Nusa melakukan bedah teknologi, bedah produksi dan bedah marketing serta berinteraksi dengan UKM terkait. 

Ditengah perjalanan mulai terdengar gaung dari Pemerintah bahwa pemerintah akan melaksanakan program mobil murah yang bekerja sama dengan beberapa pabrikan luar, disini kami mulai sedikit bingung sebenarnya apa sih yang diinginkan pemerintah.

Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian, Budi Darmadi tampak antusias melihat mobil karya anak bangsa ini. Dia bahkan coba menaikinya
Berita yang sangat menggembirakan adalah ketika Departemen perindustrian menyatakan bahwa 2 anggota Asia Nusa yaitu GEA dan AG-Tawon akan dijadikan sebagai icon untuk program Mobil Nasional di pedesaan, bahkan dalam "Pameran IIBT 2011 and Heavy Equipment Indonesia 2011", tanggal 23 sd 26 Maret 2011, Departemen Perindustrian melalui Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian, Budi Darmadi sambil menaiki AG-Tawon transformer (AG-Tawon Jenis Pick Up), sambil mengatakan kepada pers bahwa" Mobil AG-Tawon pick up akan dijadikan sebagai Mobil Nasional Ikon Pedesaan".

Kegembiraan tersebut ternyata tidak berlangsung lama, ketika kami mendengar berita-berita yang simpang siur dari pemerintah, yang terakhir adalah pernyatan dari Budi Darmadi, Direktur Jenderal Industri Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian, tentang Skema Mobil Murah dari Pemerintah, yang kelihatannya pemerintah akan menyiapkan insentif fiskal berupa pemotongan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) menjadi 5 persen (untuk mobil berkapasitas 1.000 CC kebawah) dari sebelumnya 10 persen  dan pemotongan PPNBM 2,5 persen menjadi 7,5 persen dari sebelumnya 10 persen (untuk mobil berkapasitas 1.000 sd 1.200 CC).  Serta hal yang sangat meresahkan anggota Asia Nusa adalah:

"Untuk kedua jenis mobil yang menjadi konsep low cost and green car di atas, pemerintah mewajibkan setiap merek melakukan investasi mendirikan pabrik baru berkapasitas maksimum (terpasang) 100.000 unit per tahun. Syarat ini mutlak dipenuhi setiap merek untuk mendapatkan insentif yang dijanjikan. Selain itu, pemerintah juga dikabarkan bekerja sama dengan eksekutif di daerah untuk menambah bentuk insentif terkait langsung dengan pembebanan pajak daerah: Pajak Bea Balik Nama dan Pajak Progresif."

Apakah anggota Asia Nusa mampu untuk memenuhi persyaratan tersebut ?  Jawabannya sangat jelas, pasti tidak akan mampu ! Apa maksud pemerintah memberikan batasan ini ? Apakah ada maksud untuk mematikan industri mobil nasional dan memberi kan peluang kepada industri luar sana untuk bisa berkiprah dalam program mobil murah ?

Kalau memang harus begini, bagi Asia Nusa, sebaiknya tidak usah ada program mobil murah pemerintah, dan biarkan saja mobil-mobil murah negara lain masuk ke Indonesia tanpa harus ada fasilitas-fasilitas apapun dari pemerintah.  Lagi pula, kalau memang begitu buat apa sih pemerintah pusing mikir program mobil murah kalau pada akhirnya akan mengurangi pendapatan pemerintah karena harus memberikan fasilitas keringanan pajak ? Dan selain itu apa untungnya bagi rakyat ?

Jika pemerintah tetap melakukan program mobil murah seperti ini, jangan salahkan rakyat jika rakyat akan berprasangka negatif terhadap kebijakan tersebut, karena kebijakan tersebut akan dinilai sebagai kebijakan yang cenderung untuk kepentingan pribadi dari oknum pembuat kebijakan.

Berita dari sumber lain lagi adalah RI Siap Produksi 'Mobil KITA' Seharga Rp 30-40 juta, yang dinyatakan oleh Deputi Menko Perekonomian Bidang Industri dan Perdagangan, Edy Putra Irawadi menyatakan mobil murah tersebut ada 2 jenis yaitu mobil kluster IV dan mobil low cost. Untuk mobil kluster IV, harganya sekitar Rp 30-40 juta per unit, sedangkan harga mobil low cost akan dijual dengan kisaran Rp 80 juta per unit. "Kalau yang kluster IV itu Rp 30-40 juta, yang low cost Rp 80 jutaan," ujarnya dalam diskusi dengan wartawan di Kantornya, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Kamis (4/5/2011). Menurut Edy, produksi mobil murah tersebut diusahakan untuk meningkatan industri otomotif di dalam negeri. "Supaya turn over policy lebih cepat, jadi jangan ditahan demand itu," ungkapnya. Edy menegaskan mobil murah tersebut tidak akan meningkatkan penggunaan premium yang rencananya akan dibatasi konsumsinya. Pasalnya, untuk mobil low cost menggunakan bahan bakar gas. Namun, meskipun mobil kluster IV menggunakan BBM, Edy yakin mobil-mobil lama bisa ditekan penggunaannya dengan pemberlakuan pajak progresif untuk kendaraan. "Kita kan ada fiscal policy, makin tua makin mahal pajaknya, pajak progresif dan ada policy rangsangan, misalnya ada daerah yang mau narik mobil lama, maka akan nol persen pajaknya," tukas Edy. Mobil murah ini akan menjadi mobil nasional karena penggunaan komposisi bahan baku lokalnya lebih banyak. "Ini nanti namanya Mobil KITA kan sudah ada Minyakita," ungkapnya. Penggunaan bahan baku lokal ini yang menyebabkan harga mobil ini sangat murah. Karena selama ini mobil impor yang digunakan masyarakat Indonesia memiliki biaya yang besar karena beban negara pengekspor dilimpahkan ke negara-negara pengimpor mobil tersebut, termasuk Indonesia.

Kedua pernyataan pemerintah dari sumber yang berbeda tersebut kelihatanya antara yang satu dan yang lain nya berbeda, walaupun sama-sama membahas tentang mobil murah. Kami masih belum memahami ada apa sebenarnya yang ada dibalik semua pernyataan tersebut. Dan kami tidak berani menebak-nebak karena kami khawatir akan timbul fitnah yang tidak diinginkan oleh beberapa pihak.

Saat ini, yang terjadi pada anggota Asia Nusa adalah kebingungan, kami ini akan dibawa kemana. Sebagaimana sudah di ulas dalam tulisan di atas bahwa kalau memang harus begitu, sebaiknya tidak usah ada program pemerintah mobil murah, pemerintah tidak usah memberikan fasilitas keringanan pajak dan lain-lain kepada mobnas (Asia Nusa) maupun mobil yg berasal dari negara lain, karena ini hanya akan mengurangi pendapatan pemerintah, biarkan mekanisme pasar di segmen microcar berjalan apa adanya tanpa ada intervensi kebijakan apapun ....

Salam ASIA NUSA !

Dewa Yuniardi
Ketua Bidang Pemasaran / Hubungan

7 komentar:

Unknown mengatakan...

mobnas mobnas..hanya sekedar omongan semata..

mobil baru
http://goo.gl/fW3nCw

Unknown mengatakan...

nice share. nice post. semoga bermanfaat bagi kita semua :)
keep update!
mobil irit

Unknown mengatakan...

terima kasih atas informasinya..
kunjungi juga website kami double cabin

sukses selalu

Unknown mengatakan...




terima kasih atas informasinya..
kunjungi juga website kami mobil murah toyota

sukses selalu

Unknown mengatakan...

terima kasih atas informasinya..
kunjungi juga website kami city car

sukses selalu


Unknown mengatakan...

terima kasih atas informasinya..
semoga dapat bermanfaat teknologi mobil

sukses selalu

Unknown mengatakan...

terima kasih atas informasinya..
semoga dapat bermanfaat bagi kita semua :) Mobil terbaik

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Dewa Yuniardi - Premium Blogger Themes | Lady Gaga, Salman Khan