Darma Ismayanto
Mobil Nasional melalui AsiaNusa fokus pada pasar yang tidak digarap pabrikan luar negeri.
Belakangan pabrikan-pabrikan otomotif asal negeri luar begitu gencar menyerbu pasar otomotif Indonesia dengan berbagai macam produknya. Mulai dari kelas premium sampai kelas standar. Bukan hanya sekadar merilis produk-produk terbaru, mereka juga semakin gencar mengembangkan sayap bisnisnya dengan menanamkan investasinya di Indonesia.
General Motors misalnya, saat ini tengah mengembangkan dan menghidupkan kembali pabriknya di Bekasi. Rencananya Indonesia akan dijadikan basis produksi mobil multi fungsi murah Chevrolet PM7 di wilayah Asia Tenggara. Tak tanggung-tanggung, pabrikan asal Amerika Serikat ini menggelontorkan Rp1,2 triliun.
Daihatsu Motor Co. berinvestasi 20 miliar yen atau sekitar Rp2,1 triliun untuk meningkatkan kapasitas produksi mobil di pabrik Karawang, Jawa Barat. Seperti dikutip Nikkei, pabrik ini nantinya akan menjadi basis produksi mobil murah seharga Rp85-95 juta. Kabar yang beredar menyebutkan bahwa mobil A-Concept yang diperkenalkan pada Indonesia International Motor Show 2011 lalu, merupakan cikal bakal mobil murah ini. Seakan tak mau ketingglan, pabrikan mobil asal India, Tata Motors juga dikabarkan tengah menjajaki pembangunan pabrik mobil supermurah di Indonesia.
Di tengah euforia pabrikan asing menggarap pasar di Tanah Air, lalu bagaimana dengan nasib mobil nasional (mobnas) yang belakangan sebenarnya sedikit agak mulai menggeliat di bawah bendera AsiaNusa sebagai asosiasi wadah mereka membangun diri bersama. Saat ini AsiaNusa dikelola oleh beberapa produsen mobil nasional, antara lain Tawon, Wakaba, Fin (Komodo), Arina, Gea, dan ITM. Untuk mengetahu lebih jauh Darma Ismayanto dari Jurnal Nasional mewawancarai Dewa Yuniardi, Ketua Bidang Marketing dan Komunikasi AsiaNusa seputar kondisi dan kiprah mobnas saat ini. Berikut petikannya:
Apa kendala yang ditemui dalam memasarkan di Indonesia?
Sebetulnya kalau boleh dibilang tidak ada kendala ya. Jadi memang tidak semua orang itu kami jadikan target market. Artinya kami mencari ceruk pasar yang selama ini tidak digarap pabrikan luar negeri. Mobnas kami ini masuk ke pedesaan-pedesaan, mengambil segmen angkutan perdesaan seperti taksi-taksi rakyat yang tanpa argo itu. Jadi pangsa pasar yang dibidik memang berbeda.
Apa line-up mobnas yang akan segera diproduksi dan dipasarkan dalam waktu dekat?
Untuk pasarnya sendiri sudah siap tinggal tunggu produksi saja. Saat ini Tawon sudah mulai jalan produksinya jadi kami tinggal mengantar saja. Untuk GEA sendiri masih prepare line produksinya dan masih menunggu kebijakan seputar mobil murah dari pemerintah apakah benar akan diserahkan ke GEA atau tidak.
Tawon sendiri sebenarnya saat ini sudah banyak, pelat hitam. Tapi untuk di secara jual ritel belum, karena infrastrutur after salesnya belum terbangun. Saat ini kami jual ke grup, misalnya kami jual ke grup angkutan koperasi, begitu. Kalau itu kan kami gampang membangun infrastruktur aftersales-nya, jual mobil kalau tidak ada aftersales-nya cepat "habisnya" Mas.
Saat ini untuk Tawon sudah dipasarkan di mana saja?
Saat ini Tawon sudah dipasarkan di Banten, artinya pemasaran kita itu kan per grup kita kerja sama dengan koperasi angkutan. Nantinya akan menjadi seperti halnya taksi-taksi rakyat tanpa argo yang murah di mana tarifnya bisa tawar-menawar. Tawon target marketnya diarahkan ke sana.
Tawon sendiri kita banderol di kisaran harga Rp 50-70 juta. Untuk variannya sendiri Tawon ada tiga yang pertama itu tipe city car, ke dua itu Metro Tawon untuk angkutan penumpang dan barang, ke tiga transformer. Untuk varian lainnya akan segera menyusul, Tawon sudah banyak melakukan pengembangan produk.
Respons pasar terhadap produk-produk mobnas?
Respons pasar saat ini sangat baik. Ya itu, karena segmen pasar yang kita garap berbeda dengan pabrikan lain.
Program dari mobnas sendiri dalam penetrasi pasar otomotif?
Penetrasi pasar kalau dengan positioning sekarang sudah benar, kami dengan posisi saat ini di mana tidak berbenturan di pasar dengan produk otomotif yang sudah ada dengan tetap bermain di segmen di bawah 1000cc saya rasa sudah tepat.
Sekarang yang sedang disasar bagaimana cara meminimalkan biaya produksi. Kami sedang berencana membangun platform bersama, beberapa komponen dibuat bersama, sehingga dari komponen-komponen itu kita bisa membikin mass product. Itu kemungkinan besar akan kami gulirkan kalau GEA memang benar akan dilibatkan program mobil murah dari pemerintah. Saat ini masih belum jelas apakah GEA atau mobil yang lain.
Tanggapan Anda terkait program mobil murah dari pemerintah dan apakah mobnas dilibatkan?
Wacana itu kan sudah lama ya, tapi sampai saat ini belum jelas perwujudannya. Kalau kami menunggu terus lama-lama kami terbawa arus jadinya nanti kami tidak jalan-jalan, akhirnya beberapa produsen di bawah kami (AisaNusa) memutuskan untuk membuat saja lalu dipasarkan. Beberapa dari kami juga sudah pegang pasarnya. Ya GEA itu, tapi apakah benar GEA akan dilibatkan kami masih menunggu.
Bila mengikuti pameran bagaimana respons masyarakat umum terhadap mobnas?
Baik, untuk segmen masyarakat yang kami bidik banyak yang tertarik untuk membeli. Tapi seperti saya bilang, kami belum bisa melayani untuk ritel karena belum infrastruktur after sales-nya belum terbangun.
Sumber: http://nasional.jurnas.com/halaman/8/2011-10-08/184776
Sumber: http://nasional.jurnas.com/halaman/8/2011-10-08/184776
0 komentar:
Posting Komentar