ASIANUSA singkatan dari ASOSIASI INDUSTRI AUTOMOTIF NUSANTARA dimana anggotanya terdiri dari produsen 'Micro Car' dan Mesin Penggerak di seluruh Indonesia.



Mencekoki Konsep Mobnas


Pengembangan mobil nasional (mobnas) di banyak negara kerap terganjal pembiayaan. Pasalnya, sebuah produk atau brand harus didukung riset dan pengembangan (RD) terus-menerus.

Ketua Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Johnny Darmawan mengungkapkan di banyak negara, mobil buatan lokal kerap terhenti di tengah jalan akibat terganjal riset pengembangan teknologi. Dahulu, Indonesia pernah punya pengalaman dalam mengembangkan mobnas Timor. Demikian pula dengan mobnas Malaysia, Proton, yang terkesan dipaksakan.

Johnny mengatakan Proton sanggup bertahan karena subsidi pemerintah. Namun saat ini, untuk RD, merek itu mulai kebingungan. Menurut Jhonny, semula Proton berharap pada Mitsubishi untuk membantu pengembangan teknologinya, namun ternyata realisasi di lapangan tidak berjalan. Akibatnya, sekarang Proton kebingungan mau mengambil teknologi dari mana."Indonesia lebih baik menyiapkan diri menjadi negara penunjang industri otomotif dunia, terutama produk komponen, daripada ngotot membuat mobil nasional," tegasnya, Senin (24/5).

Ia mengungkapkan Toyota butuh setidaknya 400 orang untuk menjalankan kegiatan RD yang bertugas memikirkan model dan teknologi seperti apa yang bakal diluncurkan di masa mendatang. Jika Indonesia ingin membuat mobnas sendiri, pemerintah harus mampu menyediakan dana atau subsidi cukup untuk mendukung kegiatan riset dan pengembang mobnas tersebut.Menurut Jhonny, Indonesia sebaiknya mencontoh Meksiko yang tidak pernah memproduksi mobnas, tapi lebih memilih menjadikan negaranya basis produksi komponen terbesar bagi kendaraan bermotor buatan Amerika Serikat (AS).

Padahal Meksiko punya kemampuan membuat mobnas. Thailand pun dianggap memiliki kemampuan membuat mobnas lebih baik dari Malaysia, tapi mereka tetap konsisten menjadi negara basis produksi. Buktinya, Thailand berhasil menjadi negara basis produksi terbesar di ASEAN.Indonesia memang kian dilirik banyak produsen komponen otomotif dunia. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyebutkan 25 investor asal Thailand berminat untuk berinvestasi di sektor suku cadang sepeda motor.Asosiasi Industri Automotive Nusantara (Asianusa) mengaku akan lebih gencar melakukan promosi terhadap produk mobnas. Ibnu Susilo, Ketua Umum Asianusa, mengatakan pihaknya tidak akan surut meski banyak pihak meragukan kehadiran mobnas Indonesia. "Kita justru akan lebih agresif berpromosi agar masyarakat mengenal apa itu mobnas, termasuk kualitasnya," katanya, Selasa (25/5).

Upaya edukasi akan terus dilakukan sehingga masyarakat luas mengerti apa itu mobnas. Asianusa hendak terus "mencekoki" masyarakat Indonesia dengan kendaraan buatan dalam negeri. Salah satunya merek Komodo dan Tawon. Belum lagi beberapa unit mobnas lain yang juga sudah diperkenalkan kepada khalayak.Menurut Ibnu, Asianusa ingin menunjukkan jika produk buatan lokal tidak kalah baik dengan buatan pabrikan asing, baik dari segi desain maupun teknologi. "Lambat laun ma-.syarakat akan kenal produk buatan dalam negeri, mencintai serta menggunakan kendaraan hasil anak bangsa. Kami optimistis suatu saat mobnas akan dicintai masyarakat." ucapnya. mri/E-5

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Dewa Yuniardi - Premium Blogger Themes | Lady Gaga, Salman Khan