ASIANUSA singkatan dari ASOSIASI INDUSTRI AUTOMOTIF NUSANTARA dimana anggotanya terdiri dari produsen 'Micro Car' dan Mesin Penggerak di seluruh Indonesia.



Masyarakat Dambakan Mobil Murah

Mobnas GEA
MASYARAKAT sebenarnya tidak memerlukan mobil canggih dengan teknologi terkini. Masyarakat cukup menggunakan mobil dengan tenaga mesin yang memadai, pasokan bahan bakar masih menggunakan karburator, dan tidak dilengkapi penyejuk udara (AC). 

Dengan demikian harga mobil masih bisa terjangkau warga masyarakat yang memerlukan sarana transportasi yang memadai.Demikian benang merah diskusi otomotif Forum Wartawan Otomotif (Forwot) yang dihadiri Wakil Ketua II Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia (AISI), Gunadi Sindhuwinata, Presdir PT. Indo Techno Mandiri yang juga mantan Dirut PT Timor Putra Nasional (TPN), Suparto Soejatmo, dan pengamat otomotif, Soehari Sargo, di Jakarta, Jumat (6/8).

Menurut Soehari, pasar otomotif dalam negeri dikuasai merek-merek tertentu. Sementara untuk mengajak merek terkenal masuk ke pasar kendaraan murah yang bisa terjangkau kebanyakan warga masyarakat tidak mudah. 

”Masalahnya, siapa yang mau lebih awal ke situ (membuat mobil murah, Red.)? 

Mobnas AG-Tawon Transformer
Merek-merek terkenal? Mereka tidak mau,” ujarnya.Dahulu, lanjutnya, ada kebijakan menciutkan jumlah merek yang beredar dan beberapa merek secara perlahan menghilang setelah pasarnya menurun. Namun setelah pasar bebas, semua pihak boleh memasukkan mobil, sehingga antara agen tunggal pemegang merek (ATPM), pengimpor umum (IU) memasukkan kembali merek-merek yang sudah mati.

Indonesia sebagai negara dengan pasar terbesar di kawasan Asia Tenggara menjadi sasaran pabrikan dari berbagai benua, termasuk pabrikan sesama Asia.Menurut Gunadi Sindhuwinata, industri otomotif di tanah air akan menghadapi saingan berat dari produsen sesama Asia, yaitu Tata, India dan Proton, Malaysia. 

Mobnas Fin Komodo Offroad
Meski sebenarnya dari segi ”kelas” pesaing potensial industri otomotif nasional justru datang dari negeri ”Gajah Putih,” Thailand.”Keberhasilan Tata dan Proton di negaranya berkat dukungan pemerintahnya terhadap produk otomotif sendiri. 

Para pejabat di India menggunakan mobil produksi dalam negeri. Demikian pula dengan pejabat pemerintah Malaysia yang mendorong penggunaan mobil buatan dalam negerinya,” tuturnya.

Kondisi itu secara tidak langsung memberikan contoh dan mendorong masyarakatnya untuk menggunakan produk dalam negeri. Masyarakat cenderung untuk mendapatkan sarana transportasi yang murah. 

Mobnas Wakaba
Dahulu daya beli masyarakat masih bisa menjangkau mobil baru, karena harganya relatif murah. Namun, kini tidak ada lagi mobil murah, sementara sarana transportasi massal tidak nyaman.

”Maka jangan heran jika populasi dan pertumbuhan penjualan sepeda motor cukup pesat. Masyarakat memerlukan kendaraan yang terjangkau daya belinya,” ujar Soehari.Diakuinya, untuk membangun industri otomotif yang tangguh diperlukan suatu jaringan antar-para pelakunya. 

Mobnas Boneo
Satu unit mobil memiliki 5.000 jenis komponen, sedangkan jumlah komponen totalnya 20.000 unit. Sementara pelaku industri otomotif yang ada di Indonesia hanya 217 industri komponen, alias masih setengah dari industri komponen di negeri jiran Malaysia.

Sementara itu Suparto menuturkan, industri otomotif bisa dilakukan siapa saja yang benar-benar menaruh perhatian padanya. Ia bahkan membuktikan dengan membuat mesin tiga silinder berkapasitas 500 cc di bengkel miliknya. ”Semua logam aluminium dari semacam panci dan lain-lain dilebur untuk dijadikan mesin mobil. Mesin yang kami buat sudah dipesan pembeli di Italia dan Rusia,” tuturnya bangga.

Mesin ITM & Soeparto Sujatmo (alm)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Dewa Yuniardi - Premium Blogger Themes | Lady Gaga, Salman Khan