Solo (Espos) Badan usaha milik negara (BUMN) PT Industri Kereta Api (Inka Madiun) menilai kawasan Soloraya dinilai potensial menjadi cluster industri kecil dan menengah (IKM) otomotif.
Cluster tersebut dibutuhkan untuk mendukung rencana produksi masal mobil produksi Inka, GEA singkatan dari Gulirkan Energi Alternatif, yang dijual seharga Rp 40 juta-Rp 60 juta/unit pada triwulan III/2011 mendatang. Manajer Pengembangan Bisnis Transportasi PT Inka, M Pramudya, mengatakan di Soloraya banyak terdapat IKM yang menguasai teknologi menghasilkan komponen mobil terutama yang terkait interior.
“Potensinya ada. Solo punya IKM, ada pengecoran logam di Ceper Klaten. Ada STP (Solo Techno Park-red) dan ATMI (Akademi Teknik Mesin Industri-red) untuk assembling-nya,” jelas Pramudya, saat ditemui wartawan, di sela-sela menjadi pembicara dalam Workshop Inovasi & Temu Bisnis Bidang Teknologi Manufaktur di STP, Selasa (12/7).
Menurut dia, hanya dibutuhkan integrasi dari unsur-unsur tersebut untuk menghasilkan komponen produk yang dibutuhkan dalam produksi massal mobil GEA. Pihak Inka, kata dia, berencana melakukan produksi masal GEA antara 6.000-10.000 unit per tahun. Saat ini, masih dilakukan pengujian terhadap prototype mobil. GEA sendiri akan dirilis pada triwulan III/2011, dengan tiga varian, yakni jenis mobil penumpang, pikap dan blind car yaitu mobil tanpa kaca yang digunakan untuk pengangkut barang. Rencananya hasil produksi massal disalurkan ke koperasi yang membutuhkan mobil operasional.
Pramudya melanjutkan selama ini produksi GEA disokong dari sekitar 200 IKM di Jawa Timur. IKM yang tersebar di Pasuruan, Sidoharjo, dan Malang tersebut dapat memroduksi berbagai komponen mobil, seperti interior dan komponen rangka sasis. Pramudya percaya dengan pengawalan Kementerian Riset dan Teknologi (Ristek), juga dukungan Pemda, STP dan ATMI, bukan hal sulit mengembangkan cluster otomotif di Solo.
Dukungan Kemenristek
Rencana pengembangan cluster tersebut mendapat dukungan Kemenristek. Deputi Menristek Bidang Jaringan Iptek, yang kemarin, diwakili Deputi Relevansi & Produktivitas Iptek, Teguh Raharjo, mengatakan pihaknya siap memberikan dukungan dalam hal pendanaan untuk melakukan riset teknologi otomotif. Menurut dia, teknologi inilah yang dibutuhkan IKM untuk berkembang dan menjadi bagian dari industri otomotif Tanah Air.
Dia menilai, pengembangan IKM masih terkendala sejumlah hal, di antaranya belum konsistennya produk hasil pekerjaan IKM. “Kalau membuat satu mungkin bagus. Tapi membuat 100 unit banyak yang cacat, apalagi membuat 1.000 unit. Persoalan ini yang harus dipecahkan bersama,” ujar dia.
Menanggapi rencana tersebut, pihak STP, melalui perwakilan pengelolanya, Sumadi, mengatakan dibutuhkan pendataan IKM terlebih dahulu sebelum cluster benar-benar dikembangkan. - Oleh : Tika Sekar Arum
2 komentar:
mohon berita yang diposting ada tanggal penerbitannya. Sehingga pembaca tidak bingung dengan perkembangan beritanya. Terimakasih
Apa kata temen sy indy 👍
Posting Komentar